Peristiwa yang membuat Rasulullah menangis setiap kali
mengenangnya pada apa yg diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika melalui
peristiwa Isra’ dan Mi’raj, ytu 10 jenis siksaan yg menimpa wanita.
Dalam
perjalanan itu, diantaranya Rasulullah SAW diperlihatkan :
(1) Perempuan yg digantung rambutnya,
sementara itu otak di kepalanya mendidih. Mereka adl perempuan yg tdk mau
melindungi rambutnya agar tidak dilihat lelaki lain.
(2) Perempuan yg digantung dg lidahnya
dan (3) tangannya dikeluarkan dari punggungnya dan (4) minyak panas dituangkan
kedalam kerongkongannya. Mereka adalah perempuan yg suka menyakiti hati suami
dg kata-katanya.
(5) Perempuan
digantung buah dadanya dari arah punggung dan air pohon zaqum dituang ke dlm
kerongkongannya. Mereka adl perempuan yg menyusui anak org lain tanpa izin
suaminya.
(6) Perempuan diikat
dua kakinya serta dua tangannya sampai ke ubun dan dibelit beberapa ular dan
kalajengking. Mereka adl perempuan yg mampu sholat dan berpuasa tetapi tidak
mau mengerjakannya, tidak berwudhu dan tidak mau mandi junub. Mereka sering
keluar rumah tanpa mendapat izin suaminya terlebih dahulu dan tidak mandi yaitu
tidak bersuci selepas habis haid dan nifas.
(7) Perempuan yg
memakan daging tubuhnya sendiri sementara dibawahnya ada api yg menyala. Mereka
adl perempuan yg berhias utk dilihat lelaki lain dan suka menceritakan aib org
lain.
(8) Perempuan yg
memotong badannya sendiri dg gunting neraka. Mereka adl perempuan yg suka
mencari perhatian org lain agar melihat perhiasan dirinya.
(9) Perempuan yg
kepalanya seperti kepala babi dan badannya pula seperti keledai. Mereka adl
perempuan yg suka mengadu domba dan sangat suka berdusta.
(10) Perempuan yg
bentuk rupanya seperti anjing dan beberapa ekor ular serta kalajengking masuk
ke dalam mulutnya dan keluar melalui duburnya. Mereka adl perempuan yg suka
marah-marah kepada suaminya dan memfitnah org lain.
Tidak
ada maaf. Tusukan rasa itu meninggalkan dendam membara. Terngiang-ngiang segala
kata. Terbayang semua tingkah dan perlakuan. Sakit. Memaafkannya berarti
menggadaikan harga diri. Terlalu murah untuk ditarik ulur dengan harga rendah.
Mendidih, melihatnya tersenyum kemenangan.
Itu bisik
hati besar senandung ego dan marah, kesal dan kesumat. Jauh dari dalam diri…
suara lain bergetar. ‘Hati kecil’ tidak jemu-jemu mengingatkan. Suara tulus yg
mendamaikan gelombang jiwa. Yg meredakan amukan rasa. Maafkan,lupakan… cintai,sayangi…
Berperang dengannya berarti berperang dg diri sendiri.
“Tolaklah
kejahatan dg sebuah kebaikan. Niscaya engkau akan mendapati musuhmu akan
menjadi bagaikan saudara.”
Api
dilawan dg api baranya hanya akan membakar diri sendiri. Menyimpan dendam adl
membina sebuah gunung berapi di dalam
hati. Semakin besar semakin sakit hati menanggungnya. Musuh terus tertawa,
sedangkan diri menderita meneguk bias.
Musim-musim yg terus berlalu mendewasakan. Pengalaman lampau
mengajarkan permusuhan member kepuasan sesaat. Beban rasa biarlah lepas. Safar
kehidupan ini pendek. Terlalu singkat utk membenci.
Bermusuhan
dg orang lain, sama seperti bermusuhan dg diri sendiri. “Apa yg kita berikan
akan kita terima kembali.”
Kebaikan
kadang itu tampak sukar utk dilaksanakan. Pahit. Sakit. Tetapi bila
dilaksanakan terasa kemanisannya. Terkadang kejahatan itu tampak mudah, indah
dan manis. Namun apabila dilakukan, pasti ada penyesalan, kepahitan, dan
keresahan.
Dosa itu
sesuatu yg meresahkan. Dendam itu dosa. Memaafkan itu pahala. Memaafkan
menjemput datangnya ‘syurga’ yg fana, sebelum syurga yg baqa’.
Siapa aku?
Begitu sukar memaafkan. Sedangkan Allah Sang Pencipta itu Maha Pemaaf, Maha
Pengampun, Siapa aku yg kerdil ini untuk terus berdendam.
Source: Mutiara Amaly
‘Penyejuk jiwa penyubur iman’
0 komentar:
Posting Komentar