Mangekyo Sharingan

Template by:
Free Blog Templates

Sabtu, 05 November 2011

Untuk ingatan dendam


Peristiwa yang membuat Rasulullah menangis setiap kali mengenangnya pada apa yg diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika melalui peristiwa Isra’ dan Mi’raj, ytu 10 jenis siksaan yg menimpa wanita.
            Dalam perjalanan itu, diantaranya Rasulullah SAW diperlihatkan :
(1)   Perempuan yg digantung rambutnya, sementara itu otak di kepalanya mendidih. Mereka adl perempuan yg tdk mau melindungi rambutnya agar tidak dilihat lelaki lain.
(2)   Perempuan yg digantung dg lidahnya dan (3) tangannya dikeluarkan dari punggungnya dan (4) minyak panas dituangkan kedalam kerongkongannya. Mereka adalah perempuan yg suka menyakiti hati suami dg kata-katanya.
(5) Perempuan digantung buah dadanya dari arah punggung dan air pohon zaqum dituang ke dlm kerongkongannya. Mereka adl perempuan yg menyusui anak org lain tanpa izin suaminya.
(6) Perempuan diikat dua kakinya serta dua tangannya sampai ke ubun dan dibelit beberapa ular dan kalajengking. Mereka adl perempuan yg mampu sholat dan berpuasa tetapi tidak mau mengerjakannya, tidak berwudhu dan tidak mau mandi junub. Mereka sering keluar rumah tanpa mendapat izin suaminya terlebih dahulu dan tidak mandi yaitu tidak bersuci selepas habis haid dan nifas.
(7) Perempuan yg memakan daging tubuhnya sendiri sementara dibawahnya ada api yg menyala. Mereka adl perempuan yg berhias utk dilihat lelaki lain dan suka menceritakan aib org lain.
(8) Perempuan yg memotong badannya sendiri dg gunting neraka. Mereka adl perempuan yg suka mencari perhatian org lain agar melihat perhiasan dirinya.
(9) Perempuan yg kepalanya seperti kepala babi dan badannya pula seperti keledai. Mereka adl perempuan yg suka mengadu domba dan sangat suka berdusta.
(10) Perempuan yg bentuk rupanya seperti anjing dan beberapa ekor ular serta kalajengking masuk ke dalam mulutnya dan keluar melalui duburnya. Mereka adl perempuan yg suka marah-marah kepada suaminya dan memfitnah org lain.
            Tidak ada maaf. Tusukan rasa itu meninggalkan dendam membara. Terngiang-ngiang segala kata. Terbayang semua tingkah dan perlakuan. Sakit. Memaafkannya berarti menggadaikan harga diri. Terlalu murah untuk ditarik ulur dengan harga rendah. Mendidih, melihatnya tersenyum kemenangan.
            Itu bisik hati besar senandung ego dan marah, kesal dan kesumat. Jauh dari dalam diri… suara lain bergetar. ‘Hati kecil’ tidak jemu-jemu mengingatkan. Suara tulus yg mendamaikan gelombang jiwa. Yg meredakan amukan rasa. Maafkan,lupakan… cintai,sayangi… Berperang dengannya berarti berperang dg diri sendiri.
            “Tolaklah kejahatan dg sebuah kebaikan. Niscaya engkau akan mendapati musuhmu akan menjadi bagaikan saudara.”
            Api dilawan dg api baranya hanya akan membakar diri sendiri. Menyimpan dendam adl membina  sebuah gunung berapi di dalam hati. Semakin besar semakin sakit hati menanggungnya. Musuh terus tertawa, sedangkan diri menderita meneguk bias.
Musim-musim yg terus berlalu mendewasakan. Pengalaman lampau mengajarkan permusuhan member kepuasan sesaat. Beban rasa biarlah lepas. Safar kehidupan ini pendek. Terlalu singkat utk membenci.
            Bermusuhan dg orang lain, sama seperti bermusuhan dg diri sendiri. “Apa yg kita berikan akan kita terima kembali.”
            Kebaikan kadang itu tampak sukar utk dilaksanakan. Pahit. Sakit. Tetapi bila dilaksanakan terasa kemanisannya. Terkadang kejahatan itu tampak mudah, indah dan manis. Namun apabila dilakukan, pasti ada penyesalan, kepahitan, dan keresahan.
            Dosa itu sesuatu yg meresahkan. Dendam itu dosa. Memaafkan itu pahala. Memaafkan menjemput datangnya ‘syurga’ yg fana, sebelum syurga yg baqa’.
            Siapa aku? Begitu sukar memaafkan. Sedangkan Allah Sang Pencipta itu Maha Pemaaf, Maha Pengampun, Siapa aku yg kerdil ini untuk terus berdendam.

Source: Mutiara Amaly ‘Penyejuk jiwa penyubur iman’

0 komentar:

Posting Komentar